Senin, 12 Desember 2011

Malaria

MALARIA

Pengertian

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).

Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).

Etiologi

Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu :
  1. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
  2. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).
  3. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae (demam tiap hari empat).
  4. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies plasmodiumnya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale 11-16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum 10-12 hari (Mansjoer, 2001).

Jenis-jenis malaria

Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :

1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
  • Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
  • Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika: Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever).
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
  • Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
  • Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
  • Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
  • Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit
  • Ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.

Karakteristik nyamuk

Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor malaria. Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada yang di air tawar, air payau dan ada pula yang bersarang pada genangan air pada cabang-cabang pohon yang besar (Slamet, 2002, hal 103).

Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut :
  1. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendah
  2. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh hari
  3. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia (menghisap darah)
  4. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km
  5. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut 48 derajat
  6. Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .
  7. Lebih senang hidup di daerah rawa
Patofisiologi

Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:

1. Fase seksual
  • Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).
  • Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409).
2. Fase Aseksual
  • Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah. Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.
Manifestasi klinis

Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum menurut Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut :

1. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan demam periodik.

Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
  • Periode dingin : Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
  • Periode panas : Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
  • Periode berkeringat : Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
2. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, hal. 571). Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

3. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).

4. Ikterus

Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah. Terdapat tiga jenis ikterus antara lain :
  • Ikterus hemolitik : Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan
  • Ikterus hepatoseluler : Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.
  • Ikterus Obstruktif : Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571).
Pemeriksaan diagnostik

1. Pemeriksaan mikroskopis malaria

Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam penderita. Uji imunoserologis yang dirancang dengan bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu hari.

Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).
  • Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode
  • demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.
  • Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro liter untuk sedian tipis.
  • Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium yang tepat.
  • Identifikasi spesies plasmodium
  • Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies plasmodium dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat.
2. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)

Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.

3. Pemeriksaan imunoserologis

Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay.

4. Pemeriksan Biomolekuler

Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/ plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut:

1. Malaria Tersiana/ Kuartana
  • Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)
2. Malaria Ovale
  • Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
3. Malaria Falcifarum
  • Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari
Komplikasi

Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit malaria adalah :

1. Malaria otak
  • Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.
2. Anemia berat
  • Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.
3. Edema paru
  •  Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
4. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun

Kamis, 01 Desember 2011

BIOGRAPHY DAVID RICARDO


DAVID RICARDO



Tempat & Tanggal lahir
:
Inggris – London, 19 April 1772
Wafat
:
11 September 1823 di Gatcombe
Pekerjaan
:
1.  Magang pada usaha ayahnya di usia 14 tahun
2.  Berbisnis dibidang Perdagangan Surat-surat berharga pada London Stock Exchange
3.  Tahun 1819 sebagai anggota Parlemen di House of Commons mewakili Portarlington, Irlandia

RIWAYAT HIDUP
David Ricardo adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara. Bapak dan Ibunya adalah keturunan Yahudi dari Portugis yang kemudian pindah ke Belanda. Ayahnya menjalankan usahanya sebagai pedagang surat-surat berharga di bursa London. Ricardo magang pada usaha ayahnya sejak sejak umur 14 tahun. Di usianya 21 tahun ia jatuh cinta pada Priscila Anne Wilkinson yang beragama Quaker. Setelah menikah Ricardo pindah agama menjadi agama Unitarian. Peristiwa ini menyebapkan ia tidak diakui lagi sebagai anak oleh ayahnya, dan ibunya tidak pernah berbicara dengannya sejak pernikahannya. Perpisahaan keluarga ini menyebapkan Ricardo menjalankan usahanya sendiri, juga sebagai pedagang surat berharga. Bidang spesialisasinya adalah surat-surat berharga keluaran pemerintah.
            Ketika terjadi perang antara Prancis, dibawah Napoleon Bonapate, melawan koalisi tujuh negara, Ricardo berspekolasi bahwa Prancis akan kalah. Karena itu ia memborong surat-surat berharga keluaran pemerintah Inggris. Ternyata ia benar. Perancis kalah dalam pertempuran di Waterloo, Belgia yang mengakhiri pemerintahan seratus hari dari Napoleon Bonapate. Ricardo menang dalam spekulasinya dan menjadi kaya raya. Pada usia 41 tahun, ia memandang dirinya cukup kaya untuk pensiun dari usaha perdagangan surat-surat berharga, menjadi anggota parlemen, dan mencurahkan perhatian pada masalah-masalah ekonomi.
            Perhatiannya pada masalah ekonomi muncul pada tahun 1799. Pada kesempatan berlibur dengan isterinya ke kota pemandian Bath, ia membaca Wealth of Nation dari Adam Smith. Sepuluh tahun kemudian muncul tulisanya tentang depresiasi mata uang dengan huruf “R” sebagai nama penulisnya. Tulisan-tulisan selanjutnya kian menjadi perhatian publik, termasuk James Mill (1773-1836) ayah dari John Stuart Mill (1806-1873) yang terus mendorongnya untuk menulis buku. Ricardo masih ragu-ragu tentang kemampuan menulisnya. Ia pernah mengeluh bahwa ia tidak maju-maju dalam usaha menuliskan bukunya. Ia berpendapat seharusnya ia belajar mengarang terlebih dahulu sebelum mengemukakan pendapatnya kepada umum.
            Dorongan dari James Mill akhirnya membawahkan hasil. Buku karya Ricardo terbit pada tahun 1817 dengan judul Principal Of Political Economy and Taxation. Buku ini membentuk reputasinya sebagai ahli Ekonomi terkemuka. Berdasarkan pemikiranya dalam buku ini ia mempengaruhi pemikiran para anggota parlemen ketiga ia menjadi anggotanya pada tahun 1819. Tetapi pendapat-pendapatnya bukannya tidak menemukan sanggahan. Sanggahan utama ternyata datang dari sahabat karibnya, Thomas Robert Maltus.
Didalam  sebuah suratnya  kepada  Maltus tertanggal 31 Agustus 1823  ia mengatakan :

            “ Seperti halnya orang lain yang berbeda pendapat, setelah banyak berdiskusi kita mempertahankan pendapat kita masing-masing. Tetapi diskusi-diskusi tersebut tidak pernah mempengaruhi persahabatan kita. Saya tidak akan lebih menyukai Anda seandainya Anda sependapat dengan saya”
           
Mereka berbeda pendapat yang tajam, antara lain dalam teori tentang nilai, proteksi hasil pertanian Inggris terhadap saingannya diluar negeri, dan tanggapan mereka terhadap pendapat J.B Say tentang mekanisme pasar yang menghasilkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Menurut J.B Say, setiap pertambahan produksi akan menghasilkan pertambahan permintaan, sehingga tidak ada kelebihan produksi dan tidak ada pengangguran. Ricardo mendukungnya sedangkan Maltus meragukannya.
Diusia lanjutnya Ricardo menyimpan bagian terbesar kekayaannya dalam bentuk pemilikan tanah. Ia menjadi tuan tanah yang menerima sewah tanah yang terus meningkat. Walaupun demikian, Ia adalah orang yang gigi berjuang agar para tuan tanah dikenakan pajak atas pendapatan yang diperolehnya dari sewah tanah, karena meningkatnya sewah tanah menurunkan tingkat laba yang selanjutnya menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dalam posisi demikian itu, Maltus memberian tanggapan tentang Ricardo sebagai berikut :
“ Dengan talenta dan kekayaannya, ia kini telah menjadi tuan tanah besar dan seorang yang lebih terhormat dan lebih unggul, seorang dengan mutu pikiran dan hatinya jadi lebih pantas untuk memiliki apa yang diperolehnya atau menggunakannya menurut cara yang lebih baik. Saya tidak dapat membandingngkannya dengan orang lain dari keompok tuan tanah.
Adalah agak aneh bahwa tuan Ricardo, seorang penerima sewa tanah yang besar, begitu rendahnya menilai posisi nasional mereka, sedangkan saya yang tidak pernah menerima atau mengharapkan akan menerimah sewah tanah, mungkin akan di persalahkan karena kelewat menghargai peranan mereka. Situasi dan pendapat kami yang berbeda mungkin dapat membelokkan ketulusan timbal balik kami, dan  perlu adanya usaha yang kuat agar betapapun pendapat kami yang berbeda dalam ajaran yang kami kemukakan, hal itu tidak mengaruh ke perbedaan situasi dan kepentingan yang tidak perlu ada”
David Ricardo sering dianggap sebagai aliran klasik yang sangat gemilang selain Adam Smith. Akan tetapi kehebatan dalam melakukan analisis ekonomi dia paling banyak mendapat kecaman, karena dalam melakukan analisis ekonomi dia sering bersikap tegar dan dingin. Sebagai akibatnya ilmu ekonomi diejek sebagai ilmu yang  “ TIDAK BERPERASAAN “ dimana dalam melakukan pembahasan para pakar seperti Ricardo berusaha lebih banyak menggunakan rasio (pikiran, akal sehat) dan menghindari unsur-unsur perasaan atau sentimen.
Pada tahun 1819, Ricardo mengambil kursi di House of Commons, mewakili Portarlington, Irlandia. Dia memegang kursi, yang awalnya telah tersedia kepadanya sampai kematiannya pada 1823.

TEORI RICARDO
Dalam buku “ The Principles Of Political Economy and Taxation (Prinsip-prinsip Perekonomian Politik dan Perpajakan) “ Ricardo mengemukakan beberapa teori antara lain :
1.     Teori Sewah Tanah (land rent)
Dalam teori tentang sewa tanah ia menjelaskan bahwa jenis tanah berbeda-beda. Ada yang subur, kurang subur, hingga tidak subur sama sekali. Produktivitas tanah yang subur lebih tinggi. Dengan demikian untuk menghasilkan satu satuan unit produksi diperlukan biaya-biaya(biaya rata-rata dan biaya marjinal) yang lebih rendah pula. Makin rendah tingkat kesuburan tanah, jelas makin tinggi pulah rata-rata dan biaya marjinal untuk mengelolah tanah tersebut. Makin tinggi biaya-biaya dengan sendirinya keuntungan perhektar tanah menjadi semakin kecil pula.
Teori sewah tanah pernah juga dibahas oleh kaum fisiokrat dan Adam Smith. Menurut mereka tingkat sewa tanah ditentukan oleh tanah yang paling subur. Hal ini sangat bertolak belakang dengan teori Ricardo. Bagi Ricardo yang menentukan tingginya tingkat sewah tanah bukanlah tanah yang paling subur, melainkan tanah marginal (margilan land), yaitu tanah yang paling tidak subur yang paling terakhir sekali masuk pasar. Perbedaan ini sangat prinsipil bagi Ricardo.
Dalam studinya tentang faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya sewah tanah Ricardo menggunakan analisis yang sama sekali baru dalam pembahasan ekonomi, yaitu pendekatan analisis marginal (marginal analisis). Analisis marginal ini dikemudian hari ternyata sangat penting dalam pengembangan teori-teori ekonomi setelah dikembangkan oleh pakar-pakar neo-klasik.          
2.     Teori Nilai Kerja (labor theory of value) dan Teori Upah Alami (natural wages)
Teori nilai tenaga kerja dan upah alami, Ricardo menjelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos itu berupa biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk dapat bertahan hidup (subsisten) bagi buruh yang bersangkutan. Upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk sekedar dapat bertahan hidup ini disebut upah alami (natural wage). Menurut Ricaardo kalau harga yang ditetapkan lebih besar dari biaya-biaya (termasuk upah alami), dalam jangka pendek perusahaan akan memikmati laba ekonomi. Adanya laba ini akan menarik perusahaan-perusahaan lainya masuk pasar. Masuknya perusahaan-perusahaan baru berarti produksi akan meningkat, dan sebagai akibatnya akan terjadi kelebihan produksi (over suplly) di pasar. Kelebihan penawaran barang akan mendorong harga-harga turun kembali pada keseimbangan semula, karena biaya-biaya bahan mentah relatif konstan. Ricardo menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga adalah tingkat upah alami, yang besarnya hanya cukup agar para buruh dapat bertahan hidup saja (hidup secara subsisten). Besarnya tingkat upah alami ini ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan setempat (costum). Dan upah alami ini naik secara proporsional dengan standard hidup masyarakat.
Akan tetapi, teori yang semula dimaksudkan untuk menjelaskan tentang nilai tukar suatu barang atau komoditas ini dicap kaum sosialis sebagai teori upah besi (iron law of wages) yaitu mengikat kaum buruh pada suatu lingkaran setan yang tidak mungkin dilepaskan. Teori ini sejalan dengan teori Adam Smith, yang kemudian di jadikan dasar bagi Karl Marx untuk mengembangkan teorinya sendiri dengan nama Surplus Theory of value (teori nilai lebih).
3.     Teori Keuntungan Komparatif (comparative advantage)
Merupakan teori Ricardo yang paling terkenal dan sering dianggap sebagai andalan utama sistem perdagangan bebas. Teori ini menyebutkan setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan diri untuk menghasilkan produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Selanjutnya kelebihan produksi atas kebutuhan dapat diperdagangkan. Hasilnya dapat dipergunakan untuk membeli barang-barang lain yang tidak dibutuhkan lebih banyak. Ini jauh lebih baik dibandingkan jika barang-barang tersebut dihasilkan sendiri. Dari teori ini Ricardo dianggap sebagai arsitek utama perdagangan bebas.
Ricardo membedakan tiga jenis barang, yakni barang – barang dalam negeri untuk
konsumsi dalam negeri, barang – barang produksi dalam negeri untuk ekspor, dan barang – barang (mewah) yang diimpor. Jenis barang kedua dan ketiga mendapar perhatian lebih lanjut untuk perdagangan internasional. Lalu, sebab terjadinya perdagangan antar negara adalah karena terjadi spesialisasi dalam membuat barang – barang , sehingga seuatu negara lebih efisien dalam memproduksi suatu barang. Sedangkan Ricardo memberi sebab terjadinya perdagangan antar negara melalui hukum perbandingan biaya ( Law of Comparative Cost), Ricardo membahas teori ini tersendiri oleh karena mobilitas input di dalam negeri dan antar negara berbeda, sedangkan teori nilai tenaga kerja tidak dapat terpakai. David Ricardo memperbaikinya dengan mengajukan teori keuntungan komparatif (comparative advantage). Berbeda dengan pendapat Smith yang mengajukan perdagangan akan menguntungkan apabila suatu negara memperdagangkan barang yang secara mutlak menguntungkannya. Ricardo berpendapat bahwa suatu negara akan mendapatkan keuntungan dari perdagangan karena masing masing pihak mengambil relative efficient tenaga kerjanya masing-masing.
Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo (1772-1823) yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya
berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo (1772-1823) memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara memiliki keunggulan aboslut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori perdagangan telah mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat ”law of comparative costs” dari Ricardo (1772-1823.
Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara beberapa negara. Teori comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional.

CORN LAWS DAN POOR LAWS
Pada tahun 1815 pemerintah Inggeris menerapkan system Corn Law yaitu sejumlah tarif impor untuk melindungi produksi Inggris dari saingan di luar negeri.  Atas pengaruh Ricardo yang berjuang diparlemen untuk mencabut Corn Law, maka pada tahun 1820 – 1850 timbullah gerakan anticorn law yaitu gerakan yang menentang diaturnya tata niaga jagung di Inggris. Gerakan ini dipimpin oleh Cobden dan Bright serta didukung oleh Ricardo dari pihak akademis. Timbulnya gerakan ini didasarkan kepada kepercayaan pakar-pakar ekonomi klasik yang menyatakan bahwa pengaturan tata-niaga ini akan lebih banyak mendatangkan kemelaratan daripada keuntungan. Pengaruh ajaran Ricardo menyebar sampai ke Jerman. Mereka percaya bahwa perdagangan harus dibebaskan tanpa campur tangan dari pihak manapun baik pemerintah maupun swasta. Dari pandangan ini maka berdirilah suatu aliran pandangan ekonomi yang dikenal dengan aliran Manchester (manchester school) yang petama kali didirikan dikota Manchester
            Di samping menentang Corn Laws, Ricardo juga berjuang menentang Poor Laws. Poor Law adalah sistem penanggulangan orang miskin dan kemiskinan Inggris, yang di terapkan dengan berbagai perubahan sejak tahun 1349.
            Pada awalnya sistem ini dimaksudkan untuk menghilangkan para pengemis dari pemandangan umum, dengan berbagai hukuman badan, bahkan sampai dengan hukuman mati. Labat laun penerapanya beralih menjadi pemberian tunjangan kemiskinan dan pendirian rumah- rumah miskin.
            Salah satu syarat pokok pemberian tunjangan kemiskinan ialah si penerimah tunjangan harus terbukti tinggal di suatu lokasih tertentu, dimana pemberian tunjangan tersebut di administrasi oleh pihak tertentu yang berwewenang. Syarat ini menyebabkan si penerimah tunjangan tidak dapat beralih tempat tinggal ke lain tempat di mana mungkin ada peluang baginya untuk bekerja dan memperoleh nafkahnya sendiri. Inilah alasan pokok yang digunakan para penentang Poor Laws  malancarkan keritiknya ke arah pembatalan sistem ini, sebagai sebuah sistem interval pemerintah kedalam kehidupan masyarakat. Alasan ini antara lain digunakan oleh Malthus dan Ricardo yang gigih berjuang ke arah pembatalan Poor Laws. Setelah melalui perdebatan yang panjang selama beberapa abad, akhirnya Poor law dihapuskan pada tahun 1948.

STAGNASI PERTUMBUHAN EKONOMI
            Hasil bumi yaitu segalah sesuatu yang dihasilkan dari permukaannya oleh perpadukan penerapan tenaga kerja, peralatan, dan modal, didistribusikan kepada tiga kelas di dalam masyarakat yaitu: pemilik lahan, pemilik modal yang modalnya di gunakan untuk pengolahan lahan, dan tenaga kerja yang mengolah lahan pertanian.
            Selanjutnya katanya didalam masyarakat dengan tingkat perkembangan yang berbeda, terjadi perbedaan proporsi dalam distribusi hasil bumi tersebut dalam bentuk bunga tanah (rent), laba (profit) dan upah (wages) pebedaan distibusi tersebut terutama bergantung pada perbedaan tingkat kesubururan lahan, akumulasi modal, jumlah penduduk, mutu tenaga kerja, dan pealatan yangdigunakan di sektor pertanian. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya kekuatan yang menyebabkan terjadinya stagnasi pertumbuhan ekonomi.
            Karena itu, katanya masalah Ekonomi Politik ialah: menentukan Hukum yang menentukan distribusi pendapatan nasional. Penjelasan tentang kekuatan yang menentukan distribusi pendapatan nasional tersebut, diakuinya, sudah di jelaskan para penulis sebelumnya seperti Adam smith, Turgot, say, sismondi, dan lain- lainnya. Namun demikian, Ricardo berpendapat bahwa penjelasan mereka masih kurang memuaskan, hal mana mendorongnya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Ditambahkannya, bahwa pendapatannya tersebut tidak ada maksudnya untuk memperkecil sumbangan para pendahulu terdapat perkembangan ilmu ekonomi.
            Menurut Ricardo, perekonomian cenderung bergerak ke stagnasi. Hal ini terjadi karena perkembangan distribusi pendapatan yang menurut tingkat labah. Laba bergantung pada jumlah tenaga kerja yang dikerjakan di sektor pertanian dilahan yang paling rendah tingkat kesuburannya. Pada mulanya produksi di sektor pertanian menggunakan lahan yang paling tinggi tingkat kesuburanya. Ketika produksi diperluas, karena bertambahnya jumlah penduduk, orang menggunakan lahan yang lebih renda tingkat kesuburannya. Perbedaan tingkat kesuburan ini melahirkan sewa tanah (rent) kepada pemilik tanah yang lebih tinggi tingkat kesuburannya. Kian produksi pertanian meluas, kian tinggi tingkat  sewa tanah. Meningkatnya sewa tanahmenurunkan laba bagi pemodalyang telah menggunakan modalnya untuk produksi di sektor pertanian.

CAMPUR TANGAN PEMERINTAH
            Sragnasi pertumbuhan ekonomi dapat di atasi dengan berbagai kebijakan yang ditujukan kepada penurunan biaya yang di bayar produsen kepada para pekerja di sektor pertanian. Biaya ini dapat turun melalui perbaikan pada peralatan yang di gunakan di sektor pertania, berkembangnya ilmu bertani. Tetapi perbaikan teknologi pertaian tidak dapat dapat diramalkan dengan pasti. Adalah lebih pasti jika di impor barang-barang hasilpertanian dan kebutuhan lain untuk para pekerja dan luar negeri yang lebih rendah harganya.
            Untuk mengatasi gambaran yang suram itu Ricardo mengemukakan sejumlah kebijakann untuk menyehatkan kerjanya sistem pasar bebas yang dikemukakan Adam Smith. Ia percaya bahwa Corn Laws membebani produksi di sektor pertanian, karena mempertahankan harga produksi pertanian pada tingkat uang tinggi untuk menghambat impor dari luar negeri. Harga hasil pertanian yang tinggi meningkatkan sewa tanah yang harus dibayar pemilik modal kepada tuan tanah, yang akhirnya menurunkan tingkat laba.
            Di parlemen, Ricardo berjuang untuk menghapuskan Corn Laws dan berbagai intervensi pemerintah lainya dalam hal ini adalah mengikuti ajaran Adam Smith, yakni sistem pasar bebas (invisible Hand), walaupun tidak sempurnanya, sebaiknya tidak dicampuri tangan pemerintah untuk mengaturnya (visible hand dari pemerintah). Campur tangan pemerintah menghambat sistem pasar bebas untuk memperbaiki dirinya sendiri, dan memperparah pertumbuhan ekonomi. Tetapi ternyata Ricardo tidak sepenuhnya menentang capur tangan pemerintah. Ada peluang campur tangan pemerintah untuk lebih memuluskan bekerjanya persaingan bebas. Peluang itu terbuka dalam hal pengenaan pajak oleh pemerintah. Pajak tidak boleh dikenakan pada produksi pertanian, karena hal itu akan menurunkan tingkat laba yang akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi. Yang lebih tepat adalah pajak dikenakan pada pendapatan para tuah tanah yang meningkat akibat naiknya sewah tanah.

KARYA BUKU DAVID RICARDO
1.     The High Price Of Billion” pada tahun 1810
2.     A Proof Of The Deppreciation Of The Bank Notes pada tahun 1811.
Kedua buku ini banyak membahas tentang keuangan dan perbankan.
3.     Essay On The Influence Of The Low Price Of Corn On The Profit Of Stock pada tahun 1815. Dan pada tahun 1817 diubah judulnya menjadi :  The Principles Of Political Economy and Taxation (Prinsip-prinsip Perekonomian Politik dan Perpajakan) Dalam buku ini menyatakan bahwa nilai produk ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut, dan mengembangkan suatu teori distribusi untuk menjelaskan bagaimana nilai ini disebarkan antara kelas-kelas utama dalam masyarakat. Buku ini juga ternyata mendominasi teori-teori klasik dan bertahan selama setengah abad lamanya.

SUMBER
1.    DELIARNOV, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, PT Rajawali Gravindo Persada
2.    Prof. Dr. W.I.M POLI, Tonggak-Tonggak Sejatah Pemikiran Ekonomi, Brilian International Surabaya.
3.    http://en.wikipedia.org/wiki/David_Ricardo#Personal_life